Genk Amarra, di pimpin oleh Bos
Mazaya
“Ustadzah, masa Mazaya enggak bolehin aku
main sama Azkya”, rengek
Talulla kepada ustadzah Erna yang sedang fokus mengisi buku penghubung.
Sesaat kemudian, Ustadzah Erna meletakkan
pena dan menutup buku penghubung sekolah dan wali murid lalu memanggil Mazaya kedepan kelas.
“Mazaya shalihah, kesini sebentar ya nak”
Tanpa menunggu lama, Mazaya langsung
berada tepat di depan meja Ustadzah Erna
“Mazaya boleh ceritakan kepada Ustadzah,
apakah benar Mazaya melarang Azkya main dengan Talulla?”, bisik Ustadzah Erna perlahan sambil menyembunyikan
beberapa helai rambut Mazaya yang keluar dari samping kanan kerudungnya.
Suasana kelas tidak terlalu berisik karena
sebahagian anak-anak sedang mencuci tangan sehabis makan snack istirahat
pertama, sehingga Ustadzah Erna masih bisa mendengar penjelasan Mazaya dengan
seksama.
“Iya memang bener Ustadzah, kan kami
sudah punya Genk, namanya Genk Amarra, karena Talulla bukan Genk Amarra jadi
dia enggak boleh main sama kita”, jawab Mazaya dengan penuh makna tentang sebuah genk yang baru
dibentuknya beberapa hari yang lalu.
“Oh begitu ya nak, coba sebutkan ke
Ustadzah, siapa aja anggota Genk Amarra itu?” lanjut Ustadzah Erna ingin tahu.
Sambil menyebutkan satu per satu nama
teman-temannya yang tergabung dalam Amarra, Mazaya menghitung jari -jari mungilnya
sesuai dengan jumlah teman-teman Amarra nya.
“A itu Azkiya, M itu Mazaya, A itu
Aisyah, R itu Rai, terus R satu nya lagi Raka, Ustadzah”, jelas Mazaya dengan rasa bangga
memiliki genk bentukannya sendiri.
Senyum Ustadzah mengembang saat menyadari
bahwa nama-nama anggota Amarra adalah teman-teman yang selama ini duduk di
samping kiri kanan dan depan belakang Mazaya.
“Mazaya sayang, Ustadzah pengen nanya nih
sebelumnya, boleh?”
Tangan kanan Ustadzah Erna mengusap
lembut pundak Mazaya sambil menatap matanya seolah menunggu jawaban.
“Booo…leh”, kepalanya mengangguk mengiyakan.
“Mazaya, murid Ustadzah yang cantik
shalihah, agama kita mengajarkan bahwa sesama muslim itu bersaudara, jadi
karena kita bersaudara, kita enggak boleh memutuskan silaturahim, seperti
membuat genk- genk lalu melarang teman lain main dengan salah satu kelompok
kita, coba sebaliknya, kalo kita enggak
dibolehin main sama teman itu karena kita bukan anggota genk nya, kan kita bisa
sedih. Nah, emang Mazaya suka membuat saudara sesama muslim bersedih?”,
Sesama Muslim Bersaudara
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا
يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ
فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا
سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim
yang lainnya. Tidak boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan
kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan
kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya.
Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan
melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang
menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya
kelak di hari kiamat”
HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580,
Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah
bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma.
|
“Jadi, bagaimana kalau Genk Amarra nya
Ustadzah bubarin karena keberadaan genk ini membuat saudara kita bersedih.
Ustadzah enggak tega seandainya nanti ada Talulla-Talulla lainnya yang bersedih
karena enggak bisa main sama salah satu anggota kalian.”
“Dan kita juga sudah punya nama kelas
kita sendiri, enggak perlu susah -susah memikirkan lagi. Kelas 1 Banaat namanya
Khadijah, lebih keren karena Khadijah adaah ummul mukminin sekaligus istri
Rasulullah tercinta.”
Mata Mazaya berkaca-kaca membayangkan
dirinya berada di posisi Talulla. Ia mendapati hatinya lega karena bukan hanya
Amarra saja yang nantinya bisa menjadi teman bermainnya tapi semua teman di
kelasnya juga berhak bermain satu sama lainnya, tidak melulu Amarra. Dan nama
Khadijah yang sudah mereka miliki selama
ini ternyata adalah nama seseorang wanita yang sangat mulia dan dijamin masuk
syurga.
Bel berbunyi, tanda istirahat pertama
berakhir. Semua siswi kelas 1 Banaat -Khadijah masuk ke kelas dengan tertib.
Sangat jelas terdengar doa setelah makan yang mereka lantunkan. Semua siswi bersiap-siap
menunggu kedatangan pengajar mata pelajaran Bahasa Arab, Ustadz Ahsan.
Serpong
Ba'da Shubuh
0 Komentar