Kisah 1 Banaat_Mazaya


Hasil gambar untuk kids moslem


Genk Amarra, di pimpin oleh Bos Mazaya

“Ustadzah, masa Mazaya enggak bolehin aku main sama Azkya”, rengek Talulla kepada ustadzah Erna yang sedang fokus mengisi buku penghubung.
Sesaat kemudian, Ustadzah Erna meletakkan pena dan menutup buku penghubung sekolah dan wali murid lalu memanggil  Mazaya kedepan kelas.
“Mazaya shalihah, kesini sebentar ya nak”
Tanpa menunggu lama, Mazaya langsung berada tepat di depan meja Ustadzah Erna
“Mazaya boleh ceritakan kepada Ustadzah, apakah benar Mazaya melarang Azkya main dengan Talulla?”, bisik Ustadzah Erna perlahan sambil menyembunyikan beberapa helai rambut Mazaya yang keluar dari samping kanan kerudungnya.

Suasana kelas tidak terlalu berisik karena sebahagian anak-anak sedang mencuci tangan sehabis makan snack istirahat pertama, sehingga Ustadzah Erna masih bisa mendengar penjelasan Mazaya dengan seksama.
“Iya memang bener Ustadzah, kan kami sudah punya Genk, namanya Genk Amarra, karena Talulla bukan Genk Amarra jadi dia enggak boleh main sama kita”, jawab Mazaya dengan penuh makna tentang sebuah genk yang baru dibentuknya beberapa hari yang lalu.
“Oh begitu ya nak, coba sebutkan ke Ustadzah,  siapa aja anggota Genk Amarra  itu?” lanjut Ustadzah Erna ingin tahu.
Sambil menyebutkan satu per satu nama teman-temannya yang tergabung dalam Amarra, Mazaya menghitung jari -jari mungilnya sesuai dengan jumlah teman-teman Amarra nya.
“A itu Azkiya, M itu Mazaya, A itu Aisyah, R itu Rai, terus R satu nya lagi Raka, Ustadzah”, jelas Mazaya dengan rasa bangga memiliki genk bentukannya sendiri.
Senyum Ustadzah mengembang saat menyadari bahwa nama-nama anggota Amarra adalah teman-teman yang selama ini duduk di samping kiri kanan dan depan belakang Mazaya.
“Mazaya sayang, Ustadzah pengen nanya nih sebelumnya, boleh?”
Tangan kanan Ustadzah Erna mengusap lembut pundak Mazaya sambil menatap matanya seolah menunggu jawaban.
“Booo…leh”, kepalanya mengangguk mengiyakan.
“Mazaya, murid Ustadzah yang cantik shalihah, agama kita mengajarkan bahwa sesama muslim itu bersaudara, jadi karena kita bersaudara, kita enggak boleh memutuskan silaturahim, seperti membuat genk- genk lalu melarang teman lain main dengan salah satu kelompok kita, coba sebaliknya,  kalo kita enggak dibolehin main sama teman itu karena kita bukan anggota genk nya, kan kita bisa sedih. Nah, emang Mazaya suka membuat saudara sesama muslim bersedih?”,
Sesama Muslim Bersaudara
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat”
HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma.

Seperti hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi :













“Jadi, bagaimana kalau Genk Amarra nya Ustadzah bubarin karena keberadaan genk ini membuat saudara kita bersedih. Ustadzah enggak tega seandainya nanti ada Talulla-Talulla lainnya yang bersedih karena enggak bisa main sama salah satu anggota kalian.”
“Dan kita juga sudah punya nama kelas kita sendiri, enggak perlu susah -susah memikirkan lagi. Kelas 1 Banaat namanya Khadijah, lebih keren karena Khadijah adaah ummul mukminin sekaligus istri Rasulullah tercinta.”

Mata Mazaya berkaca-kaca membayangkan dirinya berada di posisi Talulla. Ia mendapati hatinya lega karena bukan hanya Amarra saja yang nantinya bisa menjadi teman bermainnya tapi semua teman di kelasnya juga berhak bermain satu sama lainnya, tidak melulu Amarra. Dan nama Khadijah yang sudah  mereka miliki selama ini ternyata adalah nama seseorang wanita yang sangat mulia dan dijamin masuk syurga.

Bel berbunyi, tanda istirahat pertama berakhir. Semua siswi kelas 1 Banaat -Khadijah masuk ke kelas dengan tertib. Sangat jelas terdengar doa setelah makan yang mereka lantunkan. Semua siswi bersiap-siap menunggu kedatangan pengajar mata pelajaran Bahasa Arab, Ustadz Ahsan.



Serpong
Ba'da Shubuh

Posting Komentar

0 Komentar