Kisah 2 Banat _Haniyah

Hasil gambar untuk menulis cerpen

Pokoknya, mau sama Haniyah

Zhavira bergegas menuju sekolah. Memastikan hari ini ia akan jadi orang pertama yang tiba di kelas 2 Banaat- Aisyah. Hal ini semakin membuatnya bersemangat saat tiga hari lalu Ustadzah Widya mengumumkan akan memberi tanda prestasi berbentuk hati atas kehadiran di awal waktu.
Ia benar-benar bahagia, saat mendapati dirinya lah satu-satunya siswi yang sudah hadir ke sekolah.  Kalau dihitung, sudah dua hati tanda prestasi yang ia kumpulkan. Setelah dipikir-pikir, Zhavira akan selalu menjadi siswi pertama yang hadir ke sekolah karena jarak rumah nya ke sekolah sangatlah dekat, hanya selang 3 rumah warga. Itulah kenapa, dua hari ini ia selalu unggul dari temannya.
Satu per satu siswi SDI As-Salaf mulai berdatangan. Kelas 1 Baniin, kelas 1 Banaat, kelas 2 Baniin dan kelas 2 Banaat. Seluruh siswa berjumlah sekitar 80 orang. Tak lama bel masuk pun berbunyi. Seluruh siswa masuk ke kelas untuk pembinaan. Namun, berbeda dengan kelas 2 Banaat- Aisyah.
“Ayo anak-anak, silahkan berbaris dengan rapi. Yang berdiri paling depan akan mendapatkan giliran pertama membacakan surah Al -bayyinah.” Kata Ustadzah Widya sambil mengatur barisan yang paling belakang.
“Bismillahirrahmaanirrahiim….”, Kirana mengawali setoran hafalan pagi hari ini. Sementara Zhavira dengan wajah penuh semangat berada tepat di samping Haniyah
Lima belas menit kemudian seluruh siswi kelas 2 Banaat-Aisyah sudah duduk rapi. Mereka berseri-seri karena pagi ini Ustadzah Widya akan membagi mereka ke dalam beberapa kelompok.
“Anak-anak shalihah yang dirahmati Allah, Ustadzah akan menempelkan hati tanda prestasi pada nama Zhavira yang hari ini datang paling awal lagi. Semoga yang lainnya termotivasi untuk hadir lebih awal juga ya.”
“InsyaAllah Ustadzah,” jawab mereka kompak.
“Nah, seperti yang sudah Ustadzah janjikan bahwa hari ini kita akan bermain game menjodohkan huruf hijaiyah. Sekarang Ustadzah akan membacakan nama-nama anggota kelompoknya. Dengarkan baik-baik ya.”
Zhavira, Kirana, Quin, dan Jihan berdebar-debar menahan rasa penasaran akan satu kelompok dengan siapa.
“Kelompok 1 adalah Kirana, Shafa, Aisyah Ramadhani, dan Zhavira”
“Kelompok 2 adalah Faiqah, Aisyah Rizal, Jihan, dan Izzi”
“Kelompok 3 adalah Echa, Mutiara, Naya, dan Quin”
“Kelompok 4 adalah Haniyah, Kayla, Aisyah Ruqoyyah, dan Alya”
Tiba-tiba suasana kelas jadi berisik.
“Yah, aku maunya sama Haniyah, Ustadzah”, kata Zhavira sedih
Ustadzah, Haniyah masuk kelompok 2 aja ya Us, plis?”, rengek Faiqah
Enggak boleh, pokoknya Haniyah masuk kelompok 1 bareng kami”, pinta Zhavira marah
Enak aja, Haniyah mah kelompok 4, titik gak pake koma”, tegas Kayla
Semakin lama mereka semakin riuh memperebutkan Haniyah. Situasi kelas mulai tak terkendali.
Loh ada apa ini? Tenang-tenang!, kenapa jadi berisik begini?” tanya Ustadzah Widya ingin tahu
Kami pengen Haniyah ada di kelompok kami, Ustadzah,” jelas Zhavira
“Haniyah ke kelompok kami dong, Ustadzah”, ungkap Kirana
“Ustadzah kan udah menentukan nama-nama kelompoknya, masa mau di ubah lagi, yak kan Ustadzah”, jelas Aisyah Ruqoyyah
Sementara itu, Haniyah yang duduk nomer dua dari barisan belakang tampak bingung memperhatikan teman-temannya yang asik berdebat.
Sebentar-sebentar, coba bilang ke Ustadzah, kenapa harus satu kelompok dengan Haniyah?”, tanya Ustadzah Widya penasaran.
“Karena Haniyah paling pinter, Ustadzah”, jawab Quin
“Iya iya, habis Haniyah dapat nilai seratus melulu”, ungkap Shafa
“Betul, Ustadzah, Haniyah kan paling tau semuanya”, Zhavira membenarkan
“Oh, jadi itu masalahnya ya, kalian mau satu kelompok sama Haniyah karena pengen kelompoknya dapat nilai seratus, gitu ya?” tegas Ustadzah Widya mencoba menemukan akar permasalahannya
“Baik kalau semua kelompok ingin sekali ada Haniyahnya, sedangkan Haniyah cuma satu orang, gimana kalau Ustadzah bagi-bagi aja? Apa yang kalian inginkan dari Haniyah?” tantang Ustadzah Widya
“Otaknyaaaaa” jawab mereka serempak
“Oh, jadi kalian pengen pinter kaya Haniyah”, tatap Ustadzah Widya sambil melirik ke arah Haniyah yang sedari tadi tersipu malu
“Haniyah, ayo maju kedepan, Ustadzah mau nanya-nanya ke Haniyah”
“Teman-teman kan pengen seperti Haniyah, pinter shalihah. Coba ceritakan bagaimana caranya supaya bisa pinter seperti Haniyah, terpilih sebagai ketua kelas, sering dapat nilai seratus, paling duluan selesai mengerjakan tugas tahsin, dan lain-lain”, kata Ustadzah Widya sambil mengelus kepala Haniyah
“Haniyah suka nulis, Ustadzah. Terus Haniyah suka baca buku-buku bacaan yang ada di rumah. Kalo Haniyah sama Umi Abi dan Mazaya pergi ke Gramedia, kami suka beli buku bacaan anak-anak, misalnya buku Anak shalih, cerita inspirasi untuk anak-anak, Anak islam hafal hadits dan apalagi ya? Pokoknya Haniyah suka nulis arab juga, Ustadzah”, tutur Haniyah menjelaskan.
“Nah, ternyata banyak hal yang dilakukan Haniyah sehingga punya otak seperti yang kalian inginkan itu. Berarti kalau kalian ingin seperti Haniyah, maka kerjakan hal-hal yang sering Haniyah lakukan. Setuju?”
“Setujuuuu”, jawab mereka kompak
“Kalo gitu, untuk hari ini semua juga setuju kan dengan kelompok yang sudah Ustadzah tentukan?”, tanya Ustadzah sambil menunggu respon cepat semua siswi
“Iya insya Allah, Ustadzah”, jawab Zhavira agak sedih
“Setuju, Ustadzah”, kata Shafa
“Yang lainnya gimana shalihah?”, tanya Ustadzah lagi
“iya gapapa Ustadzah, kami setuju”, jawab Kirana mewakili teman-temannya
Tak lama kemudian, semua asik dalam permainan yang sudah disiapkan sedemikian rupa oleh Ustadzah Widya. Dan benar, pemenang kali adalah kelompok 4. Mereka unggul dalam menyusun huruf-huruf hijaiyah dan mampu menyelesaikan dalam waktu singkat dengan hasil maksimal.
Waktu berlalu, tak terasa lima menit lagi pelajaran akan berganti. Seluruh siswa merapihkan meja dan kursi yang tadi digeser untuk memberikan ruang yang luas untuk game tahsin. Ustadzah Widya menutup pembelajaran sambil memberikan kesimpulan kegiatan hari ini lalu membaca do’a penutup majlis.
Bel tanda pembelajaran berikutnya berbunyi. Terlihat Ustadzah Rohaeti (Guru Tematik) mengetuk pintu kelas 2 Banaat- Aisyah, sambil membawa kardus bekas susu formula dan beberapa benang jahit. Pelajaran tematik penuh inspirasi selalu di nanti semua siswi.
Hadits
“Kewajiban Mencari Ilmu”
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)



Batan Indah Blok E no 3
Ba'da Ashar



Posting Komentar

0 Komentar